Topik 1. Aksi Nyata (Refleksi Pembelajaran Perspektif Sosiokultural Dalam Pendidikan Indonesia)


PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh

NI PUTU AYU EMALASARI

2364803025


Gambar 1. Keberagaman Sosial Budaya di Indonesia
Sumber: https://images.app.goo.gl/phQ6mkphwTLpTctR6 

1.   Mulai dari Diri: Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

Sebelum memulai proses pembelajaran, pertimbangan pertama yang selalu saya tanamkan adalah bagaimana pengetahuan yang saya peroleh dalam memahami perspektif sosiokultural bisa saya aplikasikan saat saya berhadapan dengan peserta didik yang berasal dari latar belakang sosial dan budaya yang beragam selain dari pada itu hal yang saya pikirkan tentang topik ini yaitu bagaimana saya dapat mengimplementasikan perspektif sosiokultural dalam pembelajaran beserta metode/strategi pendekatan seperti apa yang akan cocok dan efektif untuk digunakan. Saya menyadari bagaimana perbedaan budaya, latar belakang sosial, dan pengalaman hidup siswa dapat mempengaruhi cara mereka belajar dan berpartisipasi dalam kelas, Hal itu meliputi faktor sosial ekonomi, budaya dan juga politik Memahami perspektif sosiokultural juga dapat membantu guru merancang pembelajaran yang relevan, menarik, dan inklusif untuk semua siswa sehingga bertujuan agar dapat menciptakan keunggulan akademis dan pengembangan karakter walaupun dihadapkan dengan perbedaan dari segi faktor sosial, ekonomi, budaya dan juga politik. Selain itu, pendekatan sosiokultural juga mengajarkan saya untuk selalu merenung dan mengevaluasi diri sendiri. Saya terus-menerus merefleksikan metode pengajaran saya dan berupaya untuk menjadi pendidik yang lebih baik dalam mendukung pertumbuhan peserta didik dengan latar belakang yang beragam. Dengan demikian, pengetahuan perspektif sosiokultural bukan hanya menjadi alat dalam pengajaran saya, tetapi juga suatu sikap dan komitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada perkembangan peserta didik secara holistik. Keberagaman karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik tentu menjadi tantangan bagi seorang guru dalam mengemas pembelajarannya, sehingga saya merasa sangat penting untuk selalu mengenali peserta didik dengan mempelajari Topik 1 ini untuk membantu wawasan saya dalam mengenali praktik baik yang dapat saya lakukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada perkembangan peserta didik secara menyeluruh1.

2.   Eksplorasi Konsep: Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?

Yang saya pelajari dari konsep yang ada pada Topik 1 ini adalah saya belajar bahwa adanya pengaruh faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam proses pendidikan dari zaman sebelum merdeka hingga saat ini. Sebelum kemerdekaan, pendidikan yang diberikan tidak untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia, melainkan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan penjajah saja. Kemudian muncul Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan di Indonesia mendirikan sekolah Taman Siswa dengan tujuan ingin memajukan pendidikan di Indonesia hingga saat ini setelah Indonesia merdeka. Selain daripada itu pada topik ini saya mempelajari tentang arti penting pendidikan multikulturalisme, mediasi, dan potensi belajar dalam pendidikan di Indonesia karena guru sebagai fasilitator yang membelajarkan secara holistik, mempersiapkan tumbuh dan berkembang siswa dalam perubahan dinamis, serta membentuk siswa yang berpikiran kritis, empati dan adaptif. Selain itu, saya juga sudah mempelajari teori sosiokultural yang merujuk pada alat psikologis dan mediasi dari Vygotsky. Alat psikologis dapat berupa bahasa, alat tulis, simbol, teknologi, bahkan pembelajaran bilingual atau multilingual, sedangkan mediasi berupa interaksi sosial berupa dukungan. Perspektif sosiokultural menekankan bahwa pendidikan harus dipahami sebagai proses yang terjadi dalam interaksi antara individu dengan lingkungan sosial dan budaya mereka. Ini berarti bahwa metode pembelajaran, kurikulum, dan evaluasi harus dipertimbangkan dalam konteks keberagaman budaya dan sosial Indonesia. Hal ini juga menekankan pentingnya mendukung keadilan sosial dalam pendidikan, sehingga semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.  Pada topik ini saya juga mempelajari mengenai ZPD (Zone of Proximal Development) atau zona pengembangan dekat sebagai kerangka kerja sosiokultural yang sejalan dengan ide inklusivitas dan ZPD (Zone of Proximal Development) juga relevan untuk menerapkan pendekatan yang memperhitungkan tingkat potensi siswa dengan perhatian khusus pada penggunaan dukungan serta mediasi.

3.     Ruang Kolaborasi: Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?

Pada bagian ini (ruang kolaborasi), kami memaparkan hasil refleksi kami setelah mengamati bersama-sama lima buah video yang sudah di sediakan pada LMS (Learning Management System). Hasil pemahaman kami berdasarkan ke lima video tersebut menggambarkan kenyataan yang masih menyentuh tentang ketidakmerataan dalam sektor pendidikan di Indonesia, terutamanya di daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Daerah 3T merupakan wilayah Indonesia yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi dan budaya yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional 12. Terlihat jelas bahwa pada kelima video tersebut memberikan gambaran mengenai keterbatasan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh siswa setempat termasuk minimnya fasilitas sekolah, kekurangan tenaga pendidik, dan aspek lain yang sangat mendukung proses pembelajaran. Padahal motivasi instrinsik yang dimiliki peserta didik sangat tinggi namun keterbatasan tenaga pendidik menjadi tantangan peserta didik di daerah 3T tersebut untuk mengembangkan dirinya mencapai keunggulan akademis dan menjadi tantangannya dalam mencapai mimpi atau cita-cita yang diinginkan.

Pada video tersebut juga dinyatakan bahwa peserta didik di daerah 3T tersebut hanya mampu mengejar pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD), dengan menggunakan metode pembelajaran yang relevan terkait dengan situasi kehidupannya dan pengelaman yang telah dimilikinya. Namun dilihat dari faktor politiknya, kebijakan pemerintahan sudah dilakukan dengan berupaya melaksanakan aksi-aksi konkret yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan kota untuk mengatasi ketidakmerataan ini. Salah satu tindakan yang sangat bernilai adalah pengiriman pengajar muda dari kota untuk memberikan pembaruan dalam pembelajaran, termasuk penerapan bahasa asing dan penggunaan teknologi interaktif, kepada kepada siswa di daerah 3T. Hal ini memiliki dampak positif yang sangat signifikan, yakni semakin meningkatkan semangat siswa untuk belajar, yang pada gilirannya mengasah potensi dan bakat mereka, dan memungkinkan mereka bersaing dengan rekan-rekan sebaya mereka yang tinggal di kota. Tindakan pemerintah yang seperti ini sangat menginpirasi dan sebagai komitmen serta cerminan yang sekiranya digunakan untuk semangat belajar siswa di daerah 3T, karena hal tersebut sudah sebagai hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas untuk menjadi generasi yang unggul, baik pada akademis maupun non akademis.

4.  Demonstrasi Kontekstual: Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Hal penting yang saya pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yaitu saya dan rekan-rekan saya saling berdiskusi mengemukakan pendapat, berkolaborasi dengan sudut pandang yang beragam yang berbeda beda sehingga mencapai satu pemikiran yang kami tuangkan untuk menyelesaikan tugas kami secara bersama-sama. Dalam proses ini, kami dengan tulus menyampaikan pendapat dan ide-ide yang berbeda, dan melalui diskusi yang intens, kami berhasil mencapai kesepakatan bersama yang menjadi dasar bagi kami untuk menyelesaikan tugas secara kolaboratif. Tidak hanya itu, saya juga mempelajari beberapa hal terkait video yang disediakan pada ruang kolaborasi seperti pengaruh faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik yang mempengaruhi berdasarkan kelima video tersebut, bagaimana faktor-faktor tersebut dipertimbangkan dan kemudian diterapkan ke dalam strategi pembelajaran, kemudian selain kelima video tersebut, dan hal apa yang dapat saya lakukan lebih lanjut dalam pendidikan di Indonesia sehingga berdasakan hal tersebut saya bersama rekan-rekan mendiskusikan hasil refleksi setelah menonton 5 video. Menurut saya video terseut memiliki beberapa perbedaan pada faktor budayanya yaitu pada video 1 menonjolkan budaya keberagaman permainan tradisional, video 2 mengenai keberagaman agama yang berbeda dan kuat, video 3 mengenai budaya pernikahan dini, video 4 mengenai kegemaran masyarakat setempat dalam berpantun, dan video 5 mengenai budaya memanfaatkan produksi lokal daripada menjualnya.

Berdasarkan perbedaan tersebut, adapun kesamaan ataupun kemiripan dari kelima video tersebut, Dilihat dari faktor sosial budaya, berdasarkan kelima daerah tersebut terlihat masyarakat memiliki sikap kekeluargaan yang sangat tinggi, rasa empati yang tinggi antar sesame masyarakat setempat. Selanjutnya, dilihat dari faktor ekonomi dari kelima video tersebut memperlihatkan bagaimana masyarakat sama-sama memiliki mata pencaharian yang sangat bergantung pada kondisi alam setempat. Kemudian dilihat dari faktor politik memperlihatkan jelas bahwa sarana dan prasana di sekolah sangat terbatas sehingga pendidikan kurang berjalan secara optimal, namun upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki ketidakmerataan pendidikan di daerah 3T sudah baik dengan mengirimkan guru muda atau pengajar dari kota ke daerah 3T dengan tujuan untuk membuat suatu perubahan dan inovasi penbelajaran untuk menciptakan generasi muda yang memiliki keunggulan di bidang akademis dan juga pada pengembangan karakternya sehingga nantinya siap untuk bersaing secara global. Dalam keseluruhan pengalaman demonstrasi kontekstual ini, kami bukan hanya mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, tetapi juga memperkuat kemampuan kami dalam berkolaborasi, berkomunikasi, dan berkontribusi dalam kelompok. Semua ini adalah keterampilan yang sangat berharga dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam dunia akademik maupun dunia profesional. 

5.     Elaborasi Pemahaman: Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?

Pada Topik 1 ini, ada beberapa konsep yang sudah saya pahami terkait multikulturalisme, mediasi dan potensi belajar siswa. Konsep pendidikan multikulturalisme menekankan pentingnya menanamkan dalam diri setiap peserta didik kesadaran akan kompleksitas masyarakat yang beragam. Hal ini termasuk perbedaan etnis, budaya, suku, bahasa, dan latar belakang lainnya yang menjadi bagian integral dari identitas individu. Dalam esensinya, pendidikan multikulturalisme bertujuan untuk memastikan bahwa setiap peserta didik diakui sebagai individu yang unik, dengan pengalaman dan perspektif hidup yang berbeda. Lebih dari sekadar mengajarkan materi akademik, pendidikan multikulturalisme menekankan prinsip-prinsip kebersamaan dalam proses belajar. Hal ini mencakup penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan di antara peserta didik. Peserta didik diajak untuk melihat perbedaan sebagai suatu kekayaan, bukan sebagai hambatan. Ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, di mana setiap individu merasa diterima dan dihargai tanpa melihat latar belakang, dan lain sebagainya. Selain dari konsep multicultural tersebut, saya juga memahami tentang konsep mediasi, yang mana mediasi adalah keterlibatan antara pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan konflik dan memfasilitasi komunikasi yang efektif. Selain dari hal tersebut dalam topik ini saya juga memahami mengenai potensi belajar, dimana potensi belajar mencakup pandangan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang , dan tugas pendidikan adalah membantu mereka mencapai potensi penuh mereka. Pentingnya hal ini bagi saya adalah karena menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung dapat meningkatkan hasil pembelajaran untuk semua siswa.

Mempercayai potensi belajar setiap siswa membantu menciptakan ruang di mana setiap siswa diberikan kebebasan dan dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya secara optimal. Ini tidak hanya relevan dalam konteks pendidikan, tetapi juga penting dalam membangun masyarakat yang lebih beragam dan inklusif secara keseluruhan. Sehingga dalam pembelajarannya sebagai seorng guru sangat penting untuk memperhatikan perbedaan latar belakang dan karakteristik peserta didik yang tentunya mempengaruhi dan menjadi tantangan kedepannya khususnya pada faktor sosial, ekonomi, budaya dan politik. Guru dalam pembelajarannya dapat mengutamakan kolaborasi peserta didik dengan system heterogenitas ini yang mencerminkan nilai-nilai sosial yang positif, seperti toleransi, empati, dan pengertian. Peserta didik diajarkan untuk melihat kebaikan dalam setiap kultur dan latar belakang, sehingga mendorong pengembangan sikap terbuka dan menerima perbedaan sebagai bagian alami dari kehidupan kita. Dan dalam pembelajarannya siswa akan merasa dihargai dan dihormati atas perbedaaan sosial budaya yang dimilikinya. Hal ini merupakan investasi dalam pembentukan generasi yang siap untuk menghadapi dunia yang semakin beragam dan global, di mana pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan adalah keterampilan yang sangat berharga bagi generasi mendatang.

 

Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?

Hal baru yang saya pahami dan berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai yaitu dalam proses pengajaran harus disesuaikan dengan realitas sosiokultural sehingga guru mampu beradaptasi dengan keberagaman yang dimiliki oleh peserta didik. Adaptasi pendekatan pengajaran terhadap lingkungan dan realitas sosiokultural yang ada di sekolah adalah upaya untuk menekankan relevansi dalam pendidikan. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa guru dapat merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan kondisi sosiokultural yang ada, sehingga kebutuhan siswa dapat dipenuhi sepenuhnya selama proses pembelajaran. Guru dapat membuat metode pengajaran yang lebih sesuai dengan pengalaman dan harapan siswa dengan mempertimbangkan realitas sosial, budaya, dan keuangan di lingkungan sekolah. Dengan demikian, pengalaman belajar siswa menjadi lebih bermakna karena lebih mudah bagi mereka untuk mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pada dasarnya, pembelajaran sosiokultural ini memiliki tujuan untuk menuntun siswa agar mampu belajar sepanjang hayatnya sesuai dengan konteks kehidupan yang nyata dalam membentuk pengetahuan identitas kebudayaannya sendiri. Melalui pembelajaran sosiokulturak ini maka dapat memenuhi kebutuhan siswa dan dapat mempersiapkan mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih sadar dan berkontribusi apabila kurikulum dan metode pengajaran dipahami serta disesuaikan dengan realitas sosiokultural di tempat tinggalnya.

 
Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? 

Hal yang ingin saya pelajari terkait perspektif sosiokultural adalah bagaimana menerjemahkan konsep-konsep yang mendasari perspektif sosiokultural ke dalam tindakan nyata dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembelajaran yang dapat secara efektif mendukung keberagaman peserta didik selama proses pendidikan. Saya tertarik untuk mendalami bagaimana menerapkan prinsip-prinsip seperti penghargaan terhadap keragaman budaya, pengembangan interaksi sosial yang mendukung, dan pemahaman mendalam tentang zona proksimal peserta didik dalam konteks nyata pembelajaran. Bagaimana saya bisa membuat lingkungan belajar yang memungkinkan semua siswa merasa dihargai dan diterima, dan di mana perbedaan budaya, latar belakang, dan pengalaman pribadi mereka diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran? Selain itu, saya ingin mengetahui bagaimana siswa dapat menggunakan kolaborasi dan interaksi sebagai cara untuk saling belajar dan berkembang. Selain itu, saya juga ingin mempelajari bagaimana mengidentifikasi potensi dan kebutuhan setiap siswa dan bagaimana membuat strategi yang tepat untuk membantu mereka berkembang secara optimal. Pada dasarnya, saya ingin mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang praktik-praktik konkret yang dapat saya terapkan dalam lingkungan pembelajaran, sehingga saya dapat menjadi pendidik yang lebih efektif dan berdaya upaya dalam mendukung keberagaman dan perkembangan peserta didik. Dalam hal ini juga saya memiliki tujuan yaitu untuk menjadi pendidik yang lebih baik serta dapat mendukung keberagaman dan perkembangan peserta didik saya dengan lebih maksimal lagi.

6.     Koneksi Antar Materi: Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?

Yang saya pelajari di dalam Koneksi antar materi pada beberapa mata kuliah yang lain yang saya pelajari dari semester 1 hingga saat ini yang berkaitan dengan perspektif sosiokultural yaitu yang pertama MK Filosofi Pendidikan Indonesia, melalui pembelajaran perspektif sosiokultural dapat menyesuaikan pembelajaran berdasarkan kondisi geografis siswa dan melalui pembelajaran sosio kultural membantu siswa memahami identitas nasionalnya dan nilai-nilai sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam mengatur sistem pendidikan. Kemajuan pendidikan di Indonesia adalah hasil dari perubahan yang berlangsung dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Pemahaman ini memberikan landasan penting bagi peran guru dalam menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan latar belakang peserta didik.   Selanjutnya, yang ke dua yaitu MK Pemahaman Peserta Didik dan Pengajarannya yaitu kaitannya dalam mengetahui pemahaman, perkembangan dan tingkah laku peserta didik juga dipengaruhi oleh faktor  sosiokultural sehingga guru harus memahami karakteristik peserta didik untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran sosiokultural yang merujuk pada alat psikologis dan mediasi. Selanjutnya yaitu yang ke tiga yaitu MK Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif. Pada MK Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif ini berkaitan dalam mengembangkan modul ajar guru yang harus menyesuaikan dengan latar belakang dan karakteristik siswa seperti pada bagian menentukan tujuan, asesmen dan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat diatasi dengan pembelajaran sosiokultural dan pembelajaran berdiferensiasi. Saya juga memahami bahwa guru memiliki peran penting dalam menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan latar belakang peserta didik. Dalam hal ini berarti guru harus memahami dengan baik karakteristik siswa. Dengan mengetahui hal tersebut, guru dapat merancang pengajaran yang lebih efektif dengan mempertimbangkan keberagaman yang ada di setiap masing-masing siswa. Selanjutnya yang terakhir yaitu MK Teknologi baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran. Dalam konteks ini MK Teknologi baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran berkaitan dengan pengintegrasian teknologi sebagai alat psikologis guru guna mengatur tingkah laku siswa dalam pembelajarannya yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda serta mendukung perkembangan siswa sesuai dengan kodratnya masing-masing.

7.     Aksi Nyata: Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?

Pengetahuan tentang perspektif sosiokultural dalam pendidikan Indonesia merupakan sebuah manfaat yang berpengaruh bagi kesiapan saya untuk menjadi seorang guru profisional. Selain dari pada itu mempersiapkan diri saya sebagai seorang guru yang mampu berperan sebagai mediator yang efektif dalam proses pengembangan pengetahuan peserta didik. Dalam hal ini, peran guru tidak hanya sebatas penyampai informasi, tetapi lebih kepada fasilitator pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. Dalam proses ini, guru perlu memiliki kemampuan untuk merancang pengalaman pembelajaran yang relevan dan bermakna, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Dari pembelajaran ini  saya dapat membuat pengalaman pembelajaran saya lebih relevan dan bermakna dengan memahami latar belakang sosial dan kedalaman budaya siswa saya. Dengan pemahaman yang kuat tentang perspektif sosiokultural, saya dapat membangun lingkungan belajar yang inklusif di mana setiap siswa merasa dihargai dan didukung. Perspektif ini membantu saya melihat setiap siswa sebagai individu yang unik, dengan kebutuhan dan potensi yang beragam, dan memungkinkan saya untuk merespons secara lebih tepat terhadap keberagaman tersebut. Dengan menggunakan budaya dan konteks sosial siswa, saya dapat meningkatkan pengalaman pembelajaran mereka, memungkinkan diskusi yang lebih luas, dan mendorong kemajuan akademik dan pribadi mereka. Selain itu, pemahaman saya tentang bagaimana struktur sosial dan kekuasaan berfungsi dalam pendidikan memungkinkan saya untuk mengidentifikasi dan mengatasi ketidaksetaraan yang mungkin ada di dalam kelas untuk memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua siswa. Selain itu, perspektif pembelajaran sosiokultural membantu saya menjadi agen perubahan dalam mendorong inklusi dan kesetaraan di masyarakat secara keseluruhan dan di sekolah saya sendiri. Dengan demikian, saya akan menjadi seorang guru yang lebih efektif dan siap menghadapi beragam tantangan dalam lingkungan pendidikan.

 

Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?

Apabila saya menilai kesiapan diri saya pada saat ini dalam sekala 1-10, saya memberi nilai diri saya yaitu pada skala 7. Ada beberapa alasan yang mendukung penilaian ini yaitu dikarena saya belum mengimplementasikan dan kurangnya pengalaman saya di dalam menerapkan konsep-konsep yang telah saya pelajari terkait perspektif sosiokultural. Implementasi praktik baik dari konsep-konsep ini membutuhkan waktu dan latihan yang cukup, yang belum saya peroleh secara menyeluruh ataupun maksimal. Selain dari pada itu, saya belum pernah memiliki kesempatan untuk melihat peserta didik secara langsung dan memahami secara menyeluruh latar belakang mereka, sehingga untuk memahami kompleksitas keberagaman yang mungkin ada sekolah khusnya di kelas yaitu dengan hadir secara langsung di lingkungan belajar siswa dan berinteraksi secara langsung dengan siswa. Selain itu, saya menyadari bahwa pengetahuan saya menenai perspektif sosiokultural masih terbatas, dan saya yakin bahwa akan ada banyak aspek yang lain yeng lebih mendalam dan beragam yang akan saya pelajari dalam topik-topik selanjutnya seperti memahami lebih lanjut komponen sosial, budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi Pendidikan, yang mana hal tersebut akan memungkinkan saya menjadi guru yang lebih siap untuk menerima berbagai jenis keberagaman siswa. Saya bertekad untuk terus belajar, meresapi pengalaman, dan mencari cara untuk menerapkan ide-ide serta konsep-konsep sosiokultural dalam praktik pembelajaran saya. Dengan berjalannya waktu serta dedikasi, saya selalu memiliki pengharapan untuk dapat mencapai tingkat kesiapan yang lebih tinggi dalam menghadapi peserta didik dengan segala keberagamannya.

Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?

Saya percaya pada diri saya dengan mempertajam pengetahuan saya serta belajar lebih banyak tentang konsep sosiokultural melalui kuliah dan mengerjakan tugas-tugas dengan sepenuh hati, saya akan lebih siap untuk menerapkan pengetahuan yang saya peroleh saat ini, untuk kesipan saya bekerja sebagai guru professional di masa yang akan datang. Dengan saya berpartisipasi secara maksimal dalam aktivitas akademis ini, saya akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan wawasan serta pemahaman saya terhadap bagaimana variabel kontekstual, sosial, dan budaya memengaruhi pendidikan. Pendekatan ini memberikan landasan yang kokoh untuk peran guru, yang tidak hanya membutuhkan pemahaman yang kuat tentang materi pelajaran tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang bagaimana menerapkan konsep sosiokultural dalam pengajaran sehari-hari. Melalui dedikasi dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan saya di lingkungan akademik, saya berharap bahwa ketika saya menjalani peran guru di masa yang akan datang, saya akan lebih siap dan mampu untuk memberikan kontribusi positif kepada pendidikan dan perkembangan peserta didik saya, serta membantu mereka meraih potensi maksimal mereka dalam lingkungan belajar yang ramah serta mendukung. Sesuai visi saya yaitu “Menjadi Guru Professional Yang Penuh Dedikasi Serta Menjadi Tauladan Untuk Peserta Didik”, dari visi ini saya berharap saya dapat berkontribusi positif dalam siswa meraih potensi yang optimal dan melakukan perubahan untuk kemajuan pendidikan khususnya di Indonesia.

 

Comments

Popular posts from this blog

TOPIK 4. Pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’

TOPIK 3. Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi dan Politik dalam Pembelajaran