TOPIK 2. Konsep Dasar Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan
AKSI NYATA
Ni
Putu Ayu Emalasari - PPG Prajabatan Gel. 1 Tahun 2023
1. Mulai dari Diri: Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?
Sebelum saya memulai proses pembelajaran, hal yang ada di pikiran saya mengenai topik ini adalah bagaimana saya dapat menerapkan konsep dasar perspektif sosiokultural dalam pembelajaran beserta metode/strategi pendekatan seperti apa yang natinya akan cocok dan efektif untuk digunakan. Karena dalam hal ini saya menyadari bagaimana perbedaan budaya, latar belakang sosial, dan pengalaman hidup siswa dapat mempengaruhi cara mereka belajar dan berpartisipasi dalam kelas, dalam hal ini meliputi faktor sosial, ekonomi, budaya dan juga politik. Memahami perspektif sosiokultural juga dapat membantu seorang guru nantinya di dalam merancang pembelajaran yang relevan, menarik, serta inklusif untuk semua siswa sehingga bertujuan agar dapat menciptakan keunggulan akademis dan pengembangan karakter walaupun dihadapkan dengan perbedaan dari segi faktor sosial, ekonomi, budaya dan juga politik. Keberagaman karakteristik yang dimiliki oleh setiap peserta didik tentunya akan menjadi tantangan bagi seorang guru dalam merancang pembelajarannya, sehingga dalam hal ini yang saya merasa bahwa sangat penting untuk selalu mengenali peserta didik dengan mempelajari Topik 2 ini untuk membantu wawasan saya serta mengenali praktik baik yang dapat saya lakukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada perkembangan peserta didik secara menyeluruh.
2. Eksplorasi Konsep: Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?
Mengenai konsep yang ada pada Topik 2 ini saya mempelajari yaitu mengenai Status Sosial Ekonomi (SES). Dalam dunia pendidikan, Status Sosial Ekonomi (SES) mengacu pada posisi seseorang atau kelompok dalam hierarki sosial dan ekonomi masyarakat, yang berdampak pada akses, partisipasi, dan hasil pendidikan. Ini mencakup hal-hal seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan status sosial. Status sosial ekonomi juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kekayaan relatif dan akses terhadap sumber daya yang dimiliki individu atau kelompok dalam masyarakat. Status sosial ekonomi juga dapat mencakup hal-hal seperti kepemilikan aset, ketersediaan infrastruktur, dan stabilitas ekonomi. Individu dengan status sosial ekonomi yang tinggi biasanya memiliki lebih sedikit akses. Misalnya, individu atau keluarga yang memiliki investasi keuangan, mobil, atau rumah yang signifikan cenderung memiliki SES yang lebih tinggi daripada individu atau keluarga yang tidak memiliki aset tersebut. Selain itu, status sosial ekonomi seseorang juga dipengaruhi oleh aksesnya terhadap layanan publik seperti pendidikan, perumahan, dan layanan kesehatan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi biasanya dikaitkan dengan SES yang lebih tinggi karena dapat meningkatkan peluang pekerjaan dan pendapatan. Jadi, status sosial ekonomi adalah gambaran posisi seseorang atau kelompok dalam masyarakat berdasarkan faktor-faktor ekonomi dan sosial yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
3. Ruang Kolaborasi: Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?
Dalam
ruang kerja sama, yang saya pelajari lebih lanjut bersama rekan-rekan saya
adalah bagaimana memaparkan hasil diskusi tentang faktor sosial, budaya,
ekonomi, dan politik yang penting dalam cerita yang disajikan, seperti Belajar
Berdemokrasi, Ray Sang Pecandu Game Online, dan Literasi Dasar. Selanjutnya,
saya mempelajari bagaimana guru/pengajar mempertimbangkan perspektif
sosiokultural dalam cara mereka mengajar serta cara lain yang akan dilakukan
selai Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik sangat penting untuk
pendidikan karena mereka memengaruhi kebijakan pendidikan, sistem pendidikan,
dan pengalaman belajar siswa. Sikap dan perilaku siswa di sekolah dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti struktur keluarga, norma sosial,
dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Pendidikan sering mencoba
menyesuaikan kurikulum dan metode pengajaran dengan latar belakang budaya
siswa, sehingga budaya memiliki pengaruh yang signifikan. Akses ke pendidikan
dapat dipengaruhi oleh ekonomi, karena perbedaan ekonomi dapat menghambat akses
siswa ke sumber daya akademik yang diperlukan. Kebijakan pendidikan di setiap
tingkat, alokasi anggaran, dan standar pendidikan dipengaruhi oleh faktor
politik. Kita dapat membuat lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif,
merangsang, dan relevan dengan memahami dan mengakomodasi elemen-elemen ini
dalam pendidikan.
Selanjutnya, guru harus mempertimbangkan konsep dasar perspektif sosiokultural dalam pengajaran mereka dengan berbagai cara agar mereka dapat membuat lingkungan belajar yang relevan dan inklusif untuk semua siswa. Mereka menghargai kontribusi yang beragam dari setiap siswa dan mengakui keragaman budaya dan latar belakang sosial mereka. Guru menggunakan elemen budaya yang relevan dengan konten pembelajaran dalam kurikulum mereka, memperkaya pengalaman belajar siswa dengan contoh dan materi yang berasal dari berbagai tradisi dan kepercayaan. Strategi pengajaran yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa yang beragam, termasuk pendekatan kolaboratif yang membantu siswa belajar bersama. Selain itu, guru mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang masalah sosiokultural yang relevan, yang membantu mereka memahami bagaimana hal itu berdampak pada kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Guru membantu siswa memahami lebih dalam keragaman dunia dan mempersiapkan mereka untuk menjadi warga dunia yang peduli dan berempati dengan menggunakan berbagai sumber daya dan materi pembelajaran. Guru membantu siswa memahami lebih dalam keragaman dunia dan mempersiapkan mereka untuk menjadi warga dunia yang peduli dan berempati dengan menggunakan berbagai sumber daya dan materi pembelajaran.
4. Demonstrasi Kontekstual: Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?
Proses demonstrasi kontekstual memberi saya kesempatan untuk berpikir kritis, bekerja sama, bertukar ide, dan membantu satu sama lain belajar tentang Topik 2 ini. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa konsep dasar perspektif sosiokultural memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana merancang pembelajaran agar lebih relevan, responsif, dan efektif berdasarkan latar belakang dan karakteristik siswa yang beragam. Oleh karena itu, guru diharapkan lebih mempertimbangkan pengajaran yang sesuai dengan kemajuan perkembangan siswa dengan menggunakan metode dan strategi pendekatan yang sesuai, serta asesmen dan penilaian yang sesuai untuk mendorong pertumbuhan pribadi mereka. Oleh karena itu, alur demonstrasi kontekstual ini memungkinkan diskusi tentang konsep dasar sosiokultural seperti pengembangan diri dan profesionalitas.\
5. Elaborasi Pemahaman:
Sejauh
ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?
Saya
sudah memahami beberapa konsep tentang pendidikan sosiokultural dari topik
kedua ini, seperti pentingnya memahami konteks budaya, sosial, dan sejarah
dalam proses pendidikan. Ini termasuk memahami perbedaan budaya dan pengalaman
hidup siswa serta bagaimana hal-hal ini memengaruhi cara mereka belajar dan
berinteraksi di kelas. Selain itu, saya sekarang tahu bahwa pendidikan
sosiokultural mendorong pendekatan yang inklusif dan berpusat pada siswa, di
mana keberagaman dihargai dan dimanfaatkan untuk mengajar. Dalam pendidikan,
refleksi kritis tentang struktur sosial, ketidaksetaraan, dan keadilan sangat
penting. Untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi siswa, guru harus
mempertimbangkan budaya sebagai fondasi pembelajaran dan latar belakang mereka.
Pembelajaran juga menekankan pentingnya pendidikan multikultural, di mana siswa
belajar tentang berbagai budaya, nilai, dan perspektif. Ini membantu membangun
penghargaan yang lebih besar terhadap keberagaman dan mempersiapkan siswa untuk
hidup sukses dalam masyarakat yang semakin terhubung di seluruh dunia.
Apa
hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum
pembelajaran dimulai?
Hal
baru yang saya pahami dan berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran
dimulai adalah pengajaran harus disesuaikan dengan realitas sosiokultural
sehingga guru harus beradaptasi dengan keberagaman yang dimiliki oleh peserta
didik. Dalam upaya untuk menekankan relevansi dalam pendidikan, metode pengajaran
harus disesuaikan dengan lingkungan sekolah dan realitas sosiokultural yang ada
di sana. Sebagai calon guru, saya percaya teori dan perspektif sosiokultural
sangat penting untuk pendidikan. Memahami konteks sosial, budaya, dan sejarah
siswa adalah penting untuk menjadi seorang pendidik yang baik. Sebagai guru,
saya berharap untuk menerapkan pengetahuan saya tentang bahasan sosiokultural
dalam beberapa cara, seperti membangun hubungan yang kuat dan positif dengan
siswa saya, menghargai keberagaman mereka, dan menciptakan lingkungan kelas
yang inklusif dengan mengintegrasikan materi pembelajaran ke dalam konteks
budaya siswa, menggunakan contoh yang relevan, dan mendorong diskusi dan
refleksi kritis di kelas, membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih dalam
tentang kompleksitas masalah sosial dan budaya.
Apa
yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?
Sebagai pengembangan lebih lanjut tentang topik pendidikan sosiokultural, saya ingin mengetahui lebih banyak tentang bagaimana guru dapat membuat pembelajaran yang berpusat pada siswa dan relevan dengan konteks budaya dan sosial mereka sambil tetap memenuhi persyaratan kurikulum saat ini. Selain itu, saya ingin mengetahui bagaimana menerapkan prinsip-prinsip seperti menghargai keragaman budaya, menciptakan interaksi sosial yang mendukung, dan memahami zona proksimal peserta didik dalam konteks pembelajaran yang sebenarnya. Bagaimana saya bisa membuat lingkungan belajar yang memungkinkan setiap siswa merasa dihargai dan diterima, dan di mana perbedaan budaya, latar belakang, dan pengalaman pribadi mereka dimasukkan ke dalam proses pembelajaran? Selain itu, saya ingin mengetahui bagaimana siswa dapat menggunakan kerja sama dan interaksi sebagai cara untuk saling belajar dan berkembang. Selain itu, saya juga ingin mengetahui cara menemukan dan menanggapi zona proksimal individu dengan berbagai latar belakang. bagaimana menemukan potensi dan kebutuhan setiap siswa dan membuat rencana untuk membantu mereka berkembang secara optimal. Pada dasarnya, tujuan saya adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang praktik spesifik yang dapat saya terapkan dalam lingkungan pembelajaran. Saya ingin menjadi guru yang lebih baik yang dapat membantu mendukung keberagaman dan perkembangan siswa saya dengan lebih maksimal.
6. Koneksi Antar Materi: Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?
Koneksi antar materi pada beberapa mata kuliah yang lain yang saya pelajari dari semester 1 hingga saat ini yang berkaitan dengan konsep dasar perspektif sosiokultural seperti yang pertama yaitu MK Filosofi Pendidikan Indonesia, melalui konsep dasar perspektif sosiokultural dapat menuntun siswa sesuai kodratnya dengan menyesuaikan pada kondisi geografis siswa. Filosofi pendidikan membantu guru memahami nilai-nilai yang mendasari pendidikan sosiokultural dan mengintegrasikannya dalam pembelajaran dengan memberikan pembelajaran yang relevan sesuai konteks nyata dan membantu siswa mendapatkan kebahagiaan secara lahir dan batin. Kemajuan pendidikan di Indonesia adalah hasil dari perubahan yang berlangsung dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Selanjutnya yang kedua yaitu MK Pemahaman Peserta Didik dan Pengajarannya, di dalam MK ini yaitu dengan memahami keberagaman latar belakang siswa, guru dapat merespons dengan merancang pembelajaran yang lebih relevan sehingga menjadi landasan dalam menerapkan pendidikan sosiokultural secara efektif dan menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada peserta didik karena siswa merasa dihargai di dalam kelas. Selanjutnya yang ke tiga yaitu MK Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif, yang mana di dalam MK ini asesmen berhubungan erat dengan pendidikan sosiokultural karena membahas cara mengevaluasi dengan memperhitungkan keberagaman siswa seperti penilaian formatif, yang mempertimbangkan latar belakang hingga memberikan umpan balik, serta aspek non-akademis, juga dipertimbangkan dalam asesmen, dan yang terakhir yaitu MK Praktik Pengalaman Lapangan, yang mana di dalam MK ini memberikan kesempatan untuk menerapkan pembelajaran sosiokultural selama PPL dalam situasi nyata di kelas dengan mempraktikkan strategi mengajar yang responsif dan efektif terhadap keberagaman siswa sehingga menciptakan pembelajaran berpusat pada siswa dan bermanfaat untuk pengembangan diri dengan profesi sebagai guru.
7. Aksi Nyata
Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?
Memiliki
pemahaman tentang konsep dasar perspektif sosiokultural dalam pendidikan
Indonesia merupakan manfaat yang signifikan untuk mempersiapkan saya untuk
menjadi seorang guru. Dengan memahami perspektif sosiokultural yang kuat, saya
dapat membuat pengalaman pembelajaran saya lebih relevan dan bermakna. Dengan
memahami latar belakang sosial dan budaya siswa saya, saya dapat membangun
lingkungan belajar yang inklusif di mana setiap siswa merasa dihargai dan
didukung. Perspektif ini memungkinkan saya melihat setiap siswa sebagai
individu yang unik, dengan kebutuhan dan potensi yang beragam, dan memungkinkan
saya untuk menanggapi keberagaman dengan lebih akurat. Dengan menggunakan
budaya dan konteks sosial siswa, saya dapat meningkatkan pengalaman
pembelajaran mereka, memungkinkan diskusi yang lebih luas, dan mendorong
kemajuan akademik dan pribadi mereka. Selain itu, pemahaman saya tentang
bagaimana struktur sosial dan kekuasaan berfungsi dalam pendidikan memungkinkan
saya untuk menemukan dan mengatasi ketidaksetaraan yang mungkin ada di dalam
kelas untuk memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua siswa. Selain itu,
perspektif pembelajaran sosiokultural membantu saya menjadi agen perubahan,
mendorong kesetaraan dan inklusi di masyarakat secara keseluruhan dan di
sekolah saya sendiri.
Bagaimana
Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?
Dalam
penilaian saat ini saya sebagai calon guru, kemampuan saya untuk berinteraksi
dengan siswa dari berbagai latar belakang dimasukkan pada skala 7. Hal ini
disebabkan oleh fakta bahwa saya kurang berpengalaman dalam menerapkan
konsep-konsep yang telah saya pelajari terkait perspektif sosiokultural dan
kurangnya latihan dan waktu yang diperlukan untuk menerapkannya secara efektif.
Selain itu, saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk melihat siswa secara
langsung dan memahami sepenuhnya latar belakang mereka. Oleh karena itu,
satu-satunya cara untuk memahami kompleksitas keberagaman yang mungkin ada di
lingkungan belajar adalah dengan berinteraksi secara langsung dengan siswa dan
berada di lingkungan belajar. Selain itu, saya menyadari bahwa pengetahuan saya
tentang perspektif sosiokultural masih terbatas, dan saya percaya bahwa akan
ada banyak aspek yang lebih dalam dan beragam yang akan saya pelajari dalam
topik-topik berikutnya. Memahami lebih lanjut tentang elemen sosial, budaya,
dan ekonomi yang memengaruhi pendidikan akan memungkinkan saya menjadi guru
yang lebih siap untuk menerima berbagai jenis siswa. Dalam persiapan saya, saya
berkomitmen untuk terus belajar, meresapi pengalaman, dan menemukan cara untuk
menerapkan konsep sosiokultural dalam pelajaran saya.
Apa
yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan
optimal?
Saya
percaya bahwa dengan mempelajari lebih banyak tentang konsep sosiokultural di
kelas dan menyelesaikan tugas dengan sepenuh hati, saya akan lebih siap untuk
menerapkan pengetahuan yang saya peroleh di masa depan sebagai guru
profesional. Dengan mengambil bagian sebanyak mungkin dalam kegiatan akademik
ini, saya akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
saya tentang bagaimana faktor sosial, budaya, dan kontekstual memengaruhi
pendidikan. Pendekatan ini memberikan dasar yang kuat untuk pekerjaan guru.
Mereka tidak hanya membutuhkan pemahaman yang kuat tentang materi pelajaran
tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang bagaimana menerapkan konsep
sosiokultural dalam pengajaran sehari-hari. Akibatnya, saya akan memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan berbagai siswa dan
menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik. Sesuai visi saya yaitu
“Menjadi Guru Professional Yang Penuh Dedikasi Serta Menjadi Tauladan Untuk
Peserta Didik”, dari visi ini saya berharap saya dapat berkontribusi positif
dalam siswa meraih potensi yang optimal dan melakukan perubahan untuk kemajuan
pendidikan khususnya di Indonesia.
Comments
Post a Comment